Pages

Kamis, 18 Agustus 2016

Perbincangan Penyair W.S. Rendra (Siaran Impact 2004)



Bandar Lampung, 18 agustus 2016

Oleh: Farras Haya Rizki Salsabila


1. Kehidupan

    Terciptanya kebudayaan manusia dengan improvisasi, rekayasa, planning dan juga spontanitas.

Perubahan, pada saat saat tertentu perubahan harus dilakukan untuk mencapai hal yang diinginkan, perubahan sangat mungkin terjadi karena hukum masyarakat dan akal sehat pasti berkembang dari waktu ke waktu, manusia juga tidak boleh meremehkan hukum tersebut, boleh dikembangkan tetapi tidak boleh dihilangkan.

Para politisi tidak menyadari bahwa sesungguhnya bangsa indonesia itu bisa membina kehidupan berbangsa. karena mereka sudah hidup berbangsa sebelum bernegara dan memiliki bahasa pergaulan dan berkembang dengan munculnya aksara dan huruf.

Pada tahun 1928 para pemuda yang kita tidak tau siapa mereka itu, mereka bukan publik figur, bukan juga pemimpin politik, tetapi mereka mengumumkan pada masyarakat bahwa kita ini 1 bahasa Indonesia, kita ini 1 bangsa Indonesia, kita ini 1 tanah air Indonesia.

Ini yang disebut rasa berbangsa jadi rasa berbangsa itu sudah ada dan sampai sekarang semakin kuat.



2. Arti dari Wiliburodus Sarendrabawana Rendra (W.S. Rendra) 

Wiliburodus adalah nama pemberian ayahnya, diangkat dari nama Uskup yaitu orang yang mengajarkan Belanda membaca, menulis dan membuat bangunan.

Jadi ayah saya menginginkan saya jadi pejuang seperti dia, ini bagus dan sebagainya. Lalu kakek saya memberi nama Surendrabawana Rendra artinya gunung-gunung di dunia yang indah seperti landscape.  -WS Rendra



3. Orang Tua WS Rendra

Ayahnya mengajar bahasa Jawa kuno, guru Bahasa Indonesia dan Tatabuku juga.

Dan karena ayahnya adalah tukang modernsasi, maka ia mengajarkan siswanya tentang fakta objektif.

Seperti air mengalir ke tempat yang rendah itu sudah tidak bisa di apa-apakan lagi. 
Tetapi fakta-fakta ini juga harus melatih murid-murid itu mencari dan menghormati fakta-fakta objektif ini.
Lalu dilatih mengkategorisasikannya lalu menganalisanya lalu menarik kesimpulan dan memverifikasikannya.
Itu berdasarkan dari sikap ilmiah, hal yang disayangkan adalah tidak disemua sekolah diajarkan seperti itu, tapi kesadaran akan tatabuku itu kunci kearah modernsasi juga kesadaran akan gramatika itu membedakan kata-kata ini kata benda, ini kata sifat, itu juga menjadi kunci kearah modernsasi karena itu mengerti pikiran orang. 



4. Sejarah Masa Lalu
 
 Pada masa nenek  moyang kita yang di jajah oleh belanda diman tidak di ajarkan ilmu-ilmu seperti Matematika, Tatabuku, Fisika dan lain sebagainya.
Yang diajarkan hanya anak-anak bupati yang mengikuti Belanda.
Lalu saat didirikan sekolah tinggi seperti Teknologi, Kedokteran, Tanpa Lembaga riset Matematika, tanpa lembaga Fisika, dan tanpa lembaga Kimia. jadi akibatnya ini hanya mengahislkan pendidikan menara gading yang tugasnya hanya membeli teknologi, tapi tidak bisa menciptakan teknologi. Belanda pergi pun tidak didirikan universitas dan tidak ada apa-apa. 

Oleh sebab itu kita harus belajar sejarah. karena sejarah itu Tatabuku masa lalu.
Jika Tatabuku masa lalu di gabung dengan Tatabuku masa kini maka kita punya bahan untuk menyusun rencana masa depan.

5. Pendidikan

 Pada masa Orde lama dan Orde baru. Ilmu kemanusiaan ini tidak tergarap kecuali di beberapa pesantren dan sekolah partikulir. Yang tertinggi di dalam masyarakat yang harus di patuhi itu Hukum, Adat, dan Para Pemerintah itu hanya  pelaksana.

 Jadi anak Raja belum tentu menjadi Raja jika menurut adat dan masyarakat kurang baik. Sulawesi di kuasai Belanda secara keselurhan bada tahun 1906 karena Sulawesi kalah persenjataan dan Belanda memuliki kapal uap. 

Dan juga hukum di Bali sampai sekarang memakai hukum Adat dan pada tahun 1910 baru bisa dijatuhkan Belanda. oleh karena itu teknologi diperlukan sampai sekarang.
Di Hidia-belanda jika ada lahan kosong milik pemerintah lalu menganggur tidak di tempati lalu rakyat menempati akan diusir karna pada dasar nya itu milik pemerintah. Tapi kalau di Eropa ada rumah menganggur lalu di tempati oleh orang lain orang yang mempuyai rumah itu tidak bisa menuntun di kembalikna rumah nya.
Karena pemerintahan Eropa mengharuskan rakyatnya memiliki tempat tinggal. 

"Rakyat tidak mempunyai hak hukum, itu seperti anjing yang bisa diusir atau seperti sampah yang bisa disapu dari jalan." -Alm. Cokro Aminoto
Terjadi sekarang, orang menganggur kita sedih atau semacamnya tetapi tidak ada hak dan kewajiban pemerintah untuk memberi santunan. 

6. Pengembalian

 Apa yang di rusak penjajah, kekuasaan maritim. Kalau begitu dermaga-dermaga harus dibangun lagi dan pelayaran dibuka lagi. Jangan kan armada dagang, armada angkatan laut kita aja lemah. 75% daerah kita laut tapi, tidak ada angksatan laut yang bisa mempertahankan itu. Jadi membangun Indonesia tidak mungkin tanpa jalur komunikasi dari rakyat ke rakyat. 
Continue Reading...

Advertisement

Flag Counter

Blogroll

About